“Whistleblowing
system membutuhkan karakter kerja auditor yang selalu bersikap rendah hati,
optimis, profesional, percaya diri, empati yang tinggi, fleksible, intuisi yang
hebat, jujur dan bertanggung jawab, menyenangkan, tenang dan tidak suka marah,
tegas dan tidak ragu, selalu bekerja dengan perasaan positif, dan tidak
menghakimi atau menilai orang lain.”~Djajendra
Whistleblowing system
sebagai alat untuk pencegahan terhadap praktik tata kelola perusahaan yang
buruk. Whistleblowing system mampu menguatkan sistem manajemen resiko dan
membantu melindungi reputasi perusahaan. Intinya, whistleblowing system sangat
diperlukan untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang terbaik dan pengelolaan
resiko yang berkualitas.
Perusahaan yang kuat
dan sehat menjadikan whistleblowing system sebagai komponen penting dalam
budaya perusahaan. Dalam hal ini, fungsi internal audit diperkuat dengan
kualitas dan kompetensi, baik hard skill maupun soft skill, untuk dapat menjadi
kekuatan yang andal dan hebat dalam menjalankan whistleblowing system. Internal
audit yang berkualitas mampu menunjukkan kemampuan dan kecerdasan dalam
mendeteksi, mencegah, juga melakukan penyelidikan atas informasi dan laporan
yang di terima dari para whistleblower. Semua kegiatan yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip tata kelola yang baik; semua kegiatan yang dianggap ilegal,
tidak etis, melanggar prosedur, dan berbahaya bagi perusahaan; haruslah
ditindaklanjuti dengan tegas dan penuh percaya diri dalam sikap rendah hati oleh
setiap insan internal auditor.
Ketika menjalankan
peran dalam whistleblowing system, auditor wajib menguasai dan terbiasa dengan
soft skills, khususnya untuk mengelola emosi dan pikiran diri sendiri dan
kemampuan untuk membaca emosi dan pikiran orang lain. Whistleblowing system
membutuhkan karakter kerja auditor yang selalu bersikap rendah hati, optimis, profesional,
percaya diri, empati yang tinggi, fleksible, intuisi yang hebat, jujur dan
bertanggung jawab, menyenangkan, tenang dan tidak suka marah, tegas dan tidak
ragu, selalu bekerja dengan perasaan positif, dan tidak menghakimi atau menilai
orang lain.
Auditor harus
terbiasa untuk merasa baik dan kuat saat menjalankan fungsi dan perannya di
dalam whistleblowing system. Auditor yang berkualitas bekerja melalui prosedur
dan audit program yang dirancang secara profesional. Auditor yang berkualitas
tidak bekerja untuk menilai dan menghakimi pribadi seseorang, tetapi bekerja
untuk menilai dan memastikan setiap proses kerja di dalam organisasi sudah
sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang terbaik.
Menjalankan whistleblowing
system tidaklah sederhana, diperlukan komitmen dan kekuatan mental yang hebat. Hal
ini disebabkan, dalam realitas dunia kerja, selalu ada orang baik dan orang tidak
baik, selalu ada yang jujur dan yang tidak jujur. Tidaklah mungkin auditor bisa
menghilangkan yang tidak jujur dari tempat kerja. Jadi, hanya melalui sistem
dan tata kelola yang penuh integritas, ketidakjujuran dapat diminimalkan. Oleh
karena itu, auditor haruslah cerdas emosional dan bermental hebat dalam
mengatur diri sendiri, mengelola hubungan dengan orang lain, mencapai
keberhasilan atas pekerjaan yang ditangani, serta selalu menjalankan integritas
dengan sepenuh hati.
Kekuatan auditor ada
dalam kertas kerja yang dikerjakan dengan prinsip-prinsip audit yang
profesional dan masuk akal. Auditor harus hebat dalam menangani kritik dan
penolakan tanpa menyalahkan siapapun dengan alasan apapun. Auditor tidak boleh
bereaksi berdasarkan emosional atau persepsi; auditor hanya boleh bekerja
sesuai fakta, data, dan kebenaran. Jadi, apapun informasi yang didapatkan oleh
auditor dari para whistleblower, auditor tidak boleh langsung menilai dan
menyimpulkan sesuatu atas informasi tersebut. Auditor wajib menjadi sangat
profesional untuk menemukan data, fakta, dan kebenaran atas informasi yang
diterima dari para whistleblower.
Manajemen perusahaan
secara konsisten wajib membangun dan menguatkan karakter kerja, kebiasaan,
perilaku, sikap, etos, mental tangguh, dan daya tahan emosi dari para auditor agar
dapat menjalankan whistleblowing system dengan profesional. Auditor bertanggung
jawab untuk memastikan prosedur whistleblowing system berjalan efektif;
memastikan dan menjamin kerahasiaan dari orang yang menyampikan informasi; bekerja
untuk menghindari konflik kepentingan, dan juga penyalahgunaan whistleblowing
system untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan misi whistleblowing system.
Untuk training
hubungi www.djajendra-motivator.com